Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Lindungilah Dirimu Dan Keluargamu Dari Api Neraka

Rabu, 08 Januari 2025 | 08.59 WIB Last Updated 2025-01-08T02:02:28Z
ilustrasi: Pixabay

Belum lama ini di hampir seluruh negara merayakan perayaan pergantian tahun baru masehi 2025. Suatu perayaan yang begitu ramai dan dihadiri banyak kalangan kaum muda mudi di Indonesia terutama di kota-kota besar. Khalayak ramai berdesak-desakan bermacet-macetan tetap dilalui demi melaksanakan perayaan tesebut. Perayaan yang khas dilakukan dengan meniupkan terompet dan menyalakan kembang api saat mulai pergantian tahun di tengah malam memanglah menyenangkan, melihat berwarna-warni kembang api dan serunya suara terompet bersahutan. Namun, dibalik keseruan-keseruan tersebut, ternyata ada hal yang diluar norma-norma adat budaya kita sebagai orang timur. Banyaknya miras yang tersebar, orang mabuk-mabukan bahkan sex bebas tidak luput dilakukan oleh para pemuda kita ini dengan dalih merayakan tahun baru. Waktu yang diharapkan bisa untuk berkoreksi dan berdoa diubahnya menjadi waktu bermaksiat.

Menelisik sebentar bagaimana sejarah tahun baru masehi tersebut diadakan, adalah ketika bangsa barat kuno membuat perhitungan tahun menggunakan kalender Julian dan Gregorian. Dalam bahasa Inggris dan dipergunakan secara internasional, istilah masehi (yang dalam bahasa Indonesia biasanya disingkat “M”) disebut “Anno Domini”, disingkat AD, yang berarti “Tahun Tuhan kita”. Adapun istilah“sebelum Masehi” yang biasanya disingkat SM disebut sebagai “Before Christ” atau B.C. dalam bahasa Inggris yang berarti sebelum kelahiran kristus. Kalender Julian dibuat pada masa Kaisar Romawi Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes seorang ahli astronomi dari Iskandariyah (Alexandria, Mesir). Kalender Masehi mulai dihitung dari tahun 1 M yang dianggap sebagai tahun dimana Isa Al-Masih dilahirkan. Sedangkan penamaan awal tahun bulan Januari diambil dari nama dewa berwajah dua, Janus, yang diyakini sebagai penjaga pintu gerbang Olympus.

Sebagai masyarakat yang beradab terutama sebagai umat muslim di Indonesia, perayaan tersebut hendaknya difahami seluk beluk dan sejarah perayaan itu. Sehingga dengan adanya pergantian tahun baru masehi kita bisa menjadi lebih bijak menghadapinya, hal yang diharapkan menjadi waktu berinstrospeksi dan berdoa untuk jalannya kehidupan di tahun-tahun berikutnya supaya lebih baik tak elaknya menjadi waktu berkhalwat dan bermaksiat. Hal itu tentunya merupakan kejadian yang mengkhawatirkan bagi orang tua di zaman sekarang. Mempunyai anak remaja yang sedang dalam masa pencarian jati diri dan ingin lepas dari aturan-aturan orang tua menjadi waktu yang pas untuk berekspresi dan mencoba hal baru.

Menurut beberapa media online, menjelang pergantian tahun baru dipastikan penjualan kondom di kota-kota besar meningkat daripada hari-hari biasanya. Berdasar saksi penjual di toko retail mengatakan jika pembeli merupakan kebanyakan dengan usia remaja dan kisaran mahasiswa. Terlebih jika mahasiswa tersebut adalah rantauan, pastilah orang tua di rumah sangat sulit untuk mengawasi. Merosotnya moral pada generasi muda menjadi hal yang harus diperhatikan dan dievaluasi.

Kunci utama yaitu keluarga terkhusus peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Kepala keluarga juga berkewajiban untuk membimbing anggota keluarga supaya tidak terjerumus dalam lembah hitam. Karena anggota keluarganya adalah pertanggungjawabanya kelak di akhirat. Salah seorang tokoh ulama daerah dari Kalibawang, Kulon Progo pernah mengingatkan kepada para jamaah ketika mengisi pengajian rutinan PRM Banjararum Kalibawang. Mengutip Qs. At-Tahrim ayat 6 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً

“Wahai orang-orang beriman, lindungilah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka”

Dari ayat tersebut bisa kita maknai kita berlindung untuk diri kita dan anggota keluarga kita, dimana semua saling berkaitan kelak di akhirat. Bagi yang menganut agama Islam harus ditekankan lebih dalam perihal perayaan tahun baru masehi ini. Dengan sejarah yang ditujukan untuk tuhan orang non muslim, hendaknya kita tidak ikut serta merayakanya, karena ditakutkan masuk dalam hadis nabi Muhammad SAW “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad). Maka sungguh berat konsekuensinya, terlebih lagi dalam perayaan hari libur nasional ini dilakukan berbagai macam kegiatan maksiat yaitu berkhalwat, mabuk, hingga sex bebas. Padahal kita punya hari raya terendiri yaitu Idl Fitri dan Idl Adha, untuk tahun baru kita juga ada tahun baru Hijriyah. Pendidikan agama dan akhlak budi pekerti pada usia dini juga menjadi perhatian serius untuk membekali anak-anak dalam menjalani kehidupanya mendatang. Mampu membedakan mana yang haq mana yang batil, serta penguatan tauhid menjadi dasar para ayah dan ibu dalam mengarungi bahtera keluarga.

Nama/NIM : Ramadhan Tri Sasongko/2410207025
Kelas : RPL Keperawatan UNISA Yogyakarta