Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

MOTOR TUA ALUMNI PUTM

Senin, 04 November 2024 | 12.15 WIB Last Updated 2024-11-05T10:15:27Z
ilustrasi

Oleh: Tohari bin Misro Al-Maduri
- Sekjen Forni
- Rektor Sekolah Tarjih & Tajdid Muhammadiyah (STTM) PDM KP
- Ketua Majlis Tarjih PDM KP

Bismillah

Setiap kali mengisi pengajian Pimpinan Ranting Muhammadiyah di berbagai pelosok desa, motor tua menjadi kendaraan setia yang menemani perjalanan di jalan dakwah yang terjal.

Jarak tempat pengajian Pimpinan Ranting Muhammadiyah cukup bervariasi. Ada yang dekat, ada pula yang jauh, memerlukan waktu tempuh antara satu hingga satu setengah jam, mengingat terjalnya medan dakwah di kawasan Bukit Menoreh, Kulon Progo, khususnya di daerah Kapanewon Kokap, Girimulyo, dan Samigaluh.

Isi amplop pun cukup bervariasi, bergantung pada kas Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat. Bahkan, ada kalanya hanya ucapan "Jazaakumullah Khair" yang diberikan, karena memang tidak ada standar uang transportasi bagi dai di Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat. Pernah pula "Cah Deso" (anak desa) mendapatkan transport Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Umumnya, Pimpinan Ranting Muhammadiyah menyediakan antara Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.

Namun, jika diundang ke rumah jamaah atau instansi, uang transportasinya bisa lebih lumayan, antara Rp350 ribu hingga Rp1 juta.

Setiap kali pulang dari pengajian di Pimpinan Ranting Muhammadiyah, tantangan terbesar adalah ketika ban motor pecah, sementara bengkel jauh dan kebanyakan sudah tutup setelah jam 19.00 WIB Alternatifnya adalah meminta bantuan warga setempat untuk diantar, apalagi sinyal ponsel sering kali hilang total.

Sampai di rumah bisa pukul 23.00 WIB atau bahkan tengah malam, dengan istri yang menunggu dalam kecemasan.

Saat hujan deras, jadwal pengajian Pimpinan Ranting Muhammadiyah hampir tidak pernah libur, meskipun jamaah yang hadir biasanya berkurang.

Ketika "Cah Deso" alumni PUTM ini atau keluarganya sakit, biaya pengobatan sering kali di luar kemampuan. Dan tak ada satu pun yang membantu biaya pengobatannya, hanya sekadar doa dan maklum yang diberikan.

Realitas kehidupan dai ini hendaknya menjadi bahan renungan, pelajaran, dan diskusi bagi alumni PUTM tentang pentingnya Hidup Berjamaah yang kuat, agar dapat menjadi solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi para alumni PUTM serta saling menguatkan lintas angkatan, terutama mereka yang mengabdi di berbagai AUM, terutama di AUM yang "kering-kerontang" menurut istilah Prof. Dr. Suji M.A.

Penutup

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Seandainya ilmu bisa bermanfaat tanpa amalan, niscaya Allah Yang Maha Suci tidak akan mencela para pendeta Ahli Kitab. Dan jika seandainya amalan bisa bermanfaat tanpa adanya keikhlasan, niscaya Allah juga tidak akan mencela orang-orang munafik.” (Lihat al-Fawa’id, hal. 34)

Sumber: Grup WA