Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Hamka: Kelemahan Umat Islam dan Pengalaman Syarikat Islam

Selasa, 03 September 2024 | 13.02 WIB Last Updated 2024-09-03T06:12:15Z

Dalam buku Prinsip dan Kebijaksanaan Da'wah Islam halaman 24-27, Hamka menuturkan beberapa hal yang berkaitan dengan keadaan umat Islam saat ini, di antaranya sebagai berikut:

Umat Islam sedang dalam kondisi lemah, dan ini sangat terasa. Semangat pengorbanan mulai kendur, iman melemah, dan ketakutan akan kematian membuat mereka lebih memilih untuk hidup dalam kehinaan daripada mati dengan mulia. Padahal, hidup dalam kehinaan sama saja dengan mati. Mereka diumpamakan seperti orang yang menyumbatkan ujung jarinya ke lubang telinga ketika mendengar guntur karena takut mati (Al-Baqarah ayat 19), atau seperti pepatah: "Si pengecut berpendapat bahwa pengecut itu adalah siasat, begitulah tabiat jiwa yang rusak." Hal ini sangat bertentangan dengan jiwa seorang mukmin sejati yang keras terhadap orang kafir dan saling mengasihi sesama muslim (Al-Fath, ayat 29). Ketika akhlak seorang muslim telah rusak, mereka akan mencari muka kepada orang kafir yang membenci Islam dan malah bersikap keras kepada sesama muslim demi mendapatkan sepotong kekuasaan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir-hampir bangsa-bangsa (kafir) saling mengajak untuk memerangi kalian, sebagaimana orang-orang yang akan makan saling mengajak menuju piring besar mereka.”
Seorang sahabat bertanya: “Apakah karena jumlah kita yang sedikit pada hari itu?”
Beliau menjawab: “Tidak, bahkan pada hari itu kalian banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan. Dan Allah akan menghilangkan rasa gentar dari dada musuh terhadap kalian, dan Allah akan menimpakan wahn (kelemahan) di dalam hati kalian.”
Seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Cinta dunia dan takut menghadapi kematian.” (HR. Abu Dawud)

Keadaan umat Islam saat ini seperti yang digambarkan dalam hadits tadi. Sesuai juga dengan hadits: "Jika ada dua lembah emas pada anak Adam, mereka akan meminta lembah ketiga. Tetapi tidaklah akan memenuhi perut anak Adam selain tanah." Meskipun demikian, Nabi juga bersabda di tempat lain: "Kebaikan akan tetap ada padaku dan pada umatku sampai hari kiamat." Kehidupan dunia ini seperti lautan, ada pasang dan ada surut. Saat ini sedang surut, tetapi pedoman asli tetap ada, yaitu Al-Qur'an. Maka, janganlah kita termakan propaganda bahwa Al-Qur'an adalah impor dari bangsa asing, yaitu bangsa Arab. Orang-orang yang melatarbelakangi propaganda tersebut tahu benar betapa besar pengaruh Al-Qur'an dalam membangun pribadi umat ini, sehingga umat akan sadar akan kehormatan diri dan cita-cita mereka. Dengan umat mengenal Al-Qur'an, musuh Islam akan menyadari bahwa umat ini tidak sekadar mencari makan saja. Mengenalkan Al-Qur'an adalah tugas pengemban dakwah.

Di halaman 28-29, beliau memaparkan pengalaman Syarikat Islam (SI) yang berdiri pada tahun 1911. Pada awalnya, organisasi ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Hal ini membuat kaum penjajah waspada dan berusaha untuk menghancurkannya. Belanda kemudian mempermudah masuknya paham komunisme di tanah air, diawali dengan kelompok komunis Belanda yang dipimpin oleh Ir. Baars dan Sneevliet. Paham komunis mulai masuk ke SI hingga akhirnya SI terpecah menjadi dua kelompok, yaitu SI Merah (kemudian menjadi Syarikat Rakyat dan selanjutnya menjadi Partai Komunis) dan SI Hijau. SI Merah, yang kulitnya masih Islam tetapi isinya komunis, mulai mencaci dan menghina pemimpin SI, yaitu Cokroaminoto. Setelah itu, semua organisasi Islam dan pimpinannya mulai dicaci dan dihina, termasuk Muhammadiyah yang digelari Syarikat Hijau. Cacian dan hinaan ini terus berlangsung hingga para pemimpin mereka dibuang ke Digul sekitar tahun 1926-1927. Pada saat itu, kondisi SI juga cukup memprihatinkan. Para pemimpinnya banyak yang hanya memanfaatkan organisasi untuk kepentingan pribadi. Hal ini menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi Islam menurun. Imbasnya, Muhammadiyah juga kesulitan untuk memulai gerakannya di Sumatra Barat pada tahun 1925. Setelah gerakan komunis padam, bukan gerakan Islam yang muncul ke permukaan, tetapi justru gerakan nasionalis. Pada tahun 1927, Soekarno menggerakkan Partai Nasional Indonesia (PNI). Gerakan Islam sempat vakum selama beberapa tahun, tidak populer lagi, tetapi bukan berarti mati. Koreksi dan introspeksi atas diri sendiri mulai tumbuh. Rasa optimis tetap ada karena keyakinan bahwa Al-Qur'an tidak berubah.

Beberapa faidah yang bisa diambil di antaranya:

  1. Cinta dunia dan takut mati adalah penyebab lemahnya umat Islam.
  2. Kelemahan umat Islam di akhir zaman telah disabdakan Nabi sejak 1400 tahun lalu. Ini bukan berarti kita pasrah atas keadaan, tetapi setidaknya kita berusaha memperbaiki kelemahan semampu mungkin.
  3. Sifat nifak (munafik) bisa menjangkiti siapa saja dengan kadar yang berbeda-beda.
  4. Wala' (loyalitas) terhadap orang kafir adalah permasalahan yang menyelisihi akidah Islam. Yang terjatuh di dalamnya sudah terkena sifat nifak.
  5. Al-Qur'an sebagai pedoman hidup tidak akan terpengaruh oleh kelemahan umat Islam, tetapi sebaliknya, kelemahan umat Islam disebabkan oleh jauhnya umat dari Al-Qur'an.
  6. Organisasi adalah wasilah (perantara) dan Islam adalah ghayah (tujuan). Organisasi dan umat ada pasang surut, tetapi Islam tetap kokoh.
  7. Oknum yang memanfaatkan organisasi untuk kepentingan pribadi akan selalu ada.
  8. Penyusup di suatu organisasi bisa memecah dan menghancurkannya.
  9. Keburukan salah satu organisasi Islam akan berpengaruh pada organisasi Islam lainnya dan menguntungkan organisasi lain yang berbeda ideologi.
  10. Persaingan antar ideologi akan terus berlanjut. Organisasi Islam jangan sampai kehilangan jati diri Islamnya karena kepentingan pragmatis yang sementara.
  11. Koreksi internal sangat diperlukan untuk kebaikan jangka panjang.
  12. Dengan berpegang pada Al-Qur'an, hati tenang dan tetap optimis.

Wates, 2 September 2024


Oleh: Ustadz Sigit Setiawan 

(Wakil Ketua PCM Wates Kota)

Editor: Heri S