Pertanyaan:
Bolehkah membikin lambang Muhammadiyah pada plafon bagian dalam Masjid?
Pertanyaan dari PDM Tapanuli Selatan, Jl. S. Parman 16 Padangsidempuan, Tapanuli Selatan 22718
Jawaban:
Firman Allah dalam surat at-Taubah ayat 18 menyebutkan:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah:18).
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa umat Islam berkewajiban memakmurkan Masjid. Dari beberapa hadis yang berkaitan dengan memakmurkan masjid, maka memakmurkan masjid di antara lain dengan cara: pertama, mengadakan kegiatan-kegiatan yang menunjang berfungsinya masjid sebagai tempat ibadah, seperti salat, baik perorangan maupun berjama’ah, membaca al-Qur’an, dan lain-lain; tempat belajar dan mengajarkan ilmu Islam; tempat mengumpulkan infaq, zakat dan sadaqah. Kedua, menjaga masjid agar tetap indah, bersih dan sehat. Ketiga, mengusahakan/mengelola dana untuk menunjang kegiatan-kegiatan di atas.
Muhammadiyah tidak menganjurkan juga tidak melarang warganya memasang lambang Muhammadiyah di masjid yang mereka dirikan. Apabila masjid yang didirikan itu dananya 100% bersumber dari warga Muhammadiyah, maka memasang lambang tersebut boleh-boleh saja. Akan tetapi jika dana pembangunan masjid tersebut juga bersumber dari selain warga Muhammadiyah, hendaknya dimusyawarahkan dan dipertimbangkan masak-masak untung ruginya, maslahat dan madorot dari pemasangan lambang Muhammadiyah tersebut demi menjaga kemakmuran masjid tersebut. Warga Muhammadiyah dalam membangun masjid sudah barang tentu dengan niat yang ikhlas karena Allah, dan pemakainnya untuk semua umat Islam, baik Muhammadiyah maupun bukan. Maka apabila dengan dipasangnya lambang Muhammadiyah tidak mengurangi/menghalangi kegiatan msajid dan jumlah jama’ah, maka boleh-boleh saja, tetapi sebaliknya apabila berakibat negatif, sudah barang tentu pemasangan lambang Muhammadiyah tidak boleh dilakukan. Warga Muhammadiyah jangan sampai terjebak oleh apa yang dinyatakan dalam sebuah hadis riwayat Ahmad dan lain-lain:
عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِي الْمَسَاجِدِ. ولَفظ خُزيمة: يأتى زمانٌ على الناس يتباهون بالمساجد ثم لا يعمرون إلا قليلاً (رواه أحمد و أبو داود و النسائ وابن ماجه و صححه ابن حبان)
Artinya: dari Anas, bahwa Nabi saw bersabda: tidak terjadi hari kiamat sampai orang orang bangga dengan masjidnya. Menurut lafaz Huzaimah: akan datang suatu masa dimana orang berbangga-bangga dengan masjidnya, tetapi tidak memakmurkannya kecuali sedikit. (HR Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibn Hibban serta mensahihkannya).