Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Rilis Maklumat Hasil Hisab, Haedar: Kami Tidak Mendahului atau Meninggalkan Siapapun

Senin, 22 Januari 2024 | 14.17 WIB Last Updated 2024-01-23T07:22:17Z

YOGYAKARTA - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Konferensi Pers tentang Hasil Hisab untuk Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H pada (20/1) di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan bahwa penentuan ini dilakukan bukan untuk mendahului pihak manapun. Karena Maklumat ini merupakan suatu yang lumrah dilakukan oleh Muhammadiyah dan organisasi lain.

“Kami PP Muhammadiyah tidak mendahului siapapun, pengumuman dan maklumat ini hal yang lumrah terjadi pada setiap tahun. Sebagian juga berbagai organisasi Islam mengeluarkan, bahkan negara itu juga mengeluarkan,” kata Haedar.

Haedar menjelaskan, Maklumat yang dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah ini adalah normal. Terkait dengan lebih dahulu keluar, karena Muhammadiyah dalam menentukannya menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki.

Maka jika nanti di depan akan terjadi perbedaan, Guru Besar Sosiologi ini berpesan supaya tidak menimbulkan polemik. Sebab Maklumat ini tidak mendahulu, juga tidak meninggalkan siapapun.

“Mungkin nanti ada yang beda, seperti juga setiap tahun di kelompok-kelompok kecil juga ada beda di tanah air, maka baik kesamaan maupun perbedaan itu harus sudah menjadikan kaum muslim untuk terbiasa toleran – tasamuh,” pesannya.

“Sehingga pesan ini justru akan memperkuat niat kita dalam beribadah karena memang lagi masih ada, dan perbedaan metode maka akan selalu terjadi perbedaan dalam penentuan awal Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha,” imbuhnya.

Oleh karena itu, dia berharap Kalender Islam Global segera diterima oleh semua kalangan. Sebab kalender ini mendesak untuk disepakati untuk mengurangi perbedaan-perbedaan karena masalah penentuan waktu.

“Ini adalah utang peradaban Umat Islam. Karena Umat Islam ini kan dengan perintah iqra’, ia harus menjadi umat dan bangsa yang berpikir,” kata Haedar.

Persamaan maupun perbedaan yang jika nanti ada, Haedar berharap tidak menghilangkan makna penting ibadah Puasa Ramadan, Idulfitri, Iduladha untuk melahirkan dan pengalaman keislaman yang lebih baik.

“Jadi kalau berbeda malah tidak perlu ribut, termasuk di media sosial. Apalagi saling menghujat dan saling menyalahkan, yang membuat nilai ibadahnya jadi berkurang,” pesan Haedar.

Ibadah yang dijalankan oleh Umat Islam diharapkan semakin memperkaya spiritualitas, kesalihan, serta memperluas relasi sosial sesama. Selain itu, umat juga diharapkan saling toleran, bersatu dalam keragaman, serta membawa kemajuan bangsa.